Keluarga sehat dengan mengonsumsi daging ayam dan telur
Modal dalam membangun masyarakat adalah melalui kesehatan. Membangun kesehatan dimulai melalui lingkungan terdekat yakni keluarga. Untuk mencapai kesehatan keluarga yang baik, maka orang tua memiliki peran penting dalam menyediakan makanan yang sehat, sehingga perlu tersedianya makanan yang banyak mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh diantaranya protein, karbohidrat, lemak, serat, mineral, dan lainnya. Kandungan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh berfungsi untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh, metabolisme, dan mendapatkan energi. Salah satu zat gizi untuk menjaga kesehatan adalah makan makanan yang mengandung protein. Kebutuhan setiap orang akan protein berbeda-beda, disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan riwayat kesehatan.
Protein memberikan peranan penting bagi tubuh seperti pembentukan hormon dan enzim, memperbaiki kemampuan penglihatan, dan untuk menyeimbangkan cairan. Selain terkait masalah kesehatan, berbagai literatur mengungkapkan bahwa mengonsumsi protein sangat berkaitan dengan tingkat intelegensi seseorang. Maksudnya adalah, untuk membangun dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemenuhan akan protein sangat perlu untuk diperhatikan (dan ini bermula dari lingkungan keluarga). Protein dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu protein lengkap yang berasal dari hewani, dan protein tidak lengkap yang berasal dari biji-bijian. Untuk memenuhi kebutuhan protein dalam sehari, seseorang dianjurkan untuk mengonsumsi lauk pauk yang terdiri dari satu macam protein hewani dan satu macam protein nabati. Hal ini pun harus dikonsumsi sebanyak tiga kali per hari. Kebutuhan protein bagi anak dan remaja lebih banyak karena untuk tumbuh kembang. Sedangkan pada orang dewasa hanya sebesar 60 sampai 70 gram.
Salah satu sumber protein adalah protein hewani, diantaranya didapatkan dari mengonsumsi daging ayam, dan telur. Daging ayam dan telur merupakan sumber protein yang terjangkau dan mudah didapatkan. Sayangnya, konsumsi akan daging ayam dan telur di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Padahal, daging ayam dan telur yang beredar di pasaran sangat baik dijadikan lauk sehari-hari karena kaya nutrisi dan paling lengkap kandungan asam aminonya, dan ini sangat baik untuk tubuh. Anak-anak, orang usia dewasa, hingga lanjut usia membutuhkan asupan daging ayam dan telur karena mengandung protein hewani yang diperlukan sebagai zat pembangun, mengganti sel-sel yang rusak, pertumbuhan badan bagi anak, serta pemulihan dari sakit.
Kandungan dalam daging ayam dan telur
Daging ayam mengandung protein untuk kesehatan tulang dan otot. Bagian dada ayam (tanpa lemak) mengandung asam amino untuk membangun jaringan otot, menguatkan tulang, dan meningkatkan kepadatan mineral tulang sehingga mencegah penyakit osteoporosis, dan membantu menurunkan berat badan. Kandungan yang ada dalam daging ayam pun berbeda-beda. Untuk bagian dada sejumlah 284 kalori yang terdiri dari 80% kalori protein dan 20% kalori lemak. Untuk paha ayam, setiap 100 gram memiliki 26 gram protein, bagian kaki ayam mengandung hemoglobin untuk memberikan oksigen pada otot aktif, paha ayam bawah dan kulit memiliki kalori sejumlah 112 dengan 70% protein dan 30% lemak, sedangkan paha ayam tanpa kulit dan tulang mengandung kalori sebesar 12,4 gram protein, dan sayap pada ayam sebanyak 99 kalori dengan kandungan 61% lemak, dan 39% protein.
Selain daging ayam, telur ayam memberikan asupan energi pada tubuh untuk beraktivitas, membentuk jaringan tubuh, menjaga kesehatan mata dan otak, menurunkan kadar kolesterol jahat, dan penurunan risiko penyakit jantung. Telur ayam ras (broiler) dan telur ayam kampung memiliki jumlah zat gizi yang berbeda. Tetapi keduanya memiliki kandungan pada putih telur berupa protein, vitamin B2, B6, B12, dan selenium. Sementara kuning telur mengandung lemak, kalori, kolesterol, dan beberapa jenis mineral.
Dalam mengonsumsi daging ayam haruslah melihat tiga faktor yaitu jenis ayam, cara memasak, dan bagian ayam yang dikonsumsi, sehingga dalam mengonsumsi ayam lebih baik secukupnya dan tidak perlu setiap hari. Begitu juga dengan telur ayam, American Heart Association merekomendasikan konsumsi 1 butir telur per hari atau 7 butir per pekan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih daging ayam dan telur
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih daging ayam dan telur berguna untuk mendapatkan gizi yang sempurna. Maka, untuk mengetahui daging ayam dan telur yang berkualitas haruslah dimulai dari pemilihan jenis-jenis ayam yang baik untuk dikonsumsi. Jenis-jenis ayam yang beredar di oasaran untuk dikonsumsi adalah sebagai berikut:
a. Ayam Broiler: ayam ini diternakan untuk dikonsumsi. Ukurannya relatif besar dan berisi. Ayam broiler banyak ditemukan di pasar swalayan maupun tradisional. Para pengusaha olahan makanan berbahan dasar ayam selalu memilih ayam ini karena memiliki daging yang banyak.
b. Ayam Kampung: Ukuran ayam kampung lebih kecil dibandingkan ayam broiler. Memiliki daging yang cenderung lebih gelap dengan tekstur yang sedikit lebih alot.
c. Ayam Petelur: Ayam petelur diternakan untuk diambil telurnya. Bentuk ayam ini, besar di bagian perut, penuh lemak, dan berwarna kuning di bagian kulit dan kakinya. Ayam ini dibiarkan menghasilkan telur hingga jarak waktu tertentu, setelah usianya 12–18 bulan maka ayam akan disembelih untuk dikonsumsi.
d. Ayam organik: Harga ayam ini lebih mahal terutama jika memiliki sertifikasi organik yang resmi. Kata organik merujuk kepada pakan yang diberikan berupa bahan-bahan organik yang sehat dan bebas bahan kimia, termasuk pula alat-alat yang digunakan untuk memotong dan membersihkannya.
e. Ayam Probiotik dan Prebiotik: Ayam ini memiliki kadar kolesterol yang rendah, sehingga cocok dikonsumsi bagi mereka yang khawatir akan kolesterol tinggi pada kandungan daging ayam. Pakan yang diberikan kepada ayam ini dari mikroorganisme baik seperti Lactobacillus, Bifidobacterium, hingga Aspergillus Oryzae dan Saccharomyces Cerevisiae.
Ketika ayah dan ibu, sudah mengetahui jenis ayam seperti apa yang aman untuk dikonsumsi yang beredar dipasaran maka ayah dan ibu bisa melakukan pengecekan terkait daging ayam dan telur, sehingga keluarga bisa tenang dan aman dalam mengonsumsi daging ayam dan telur tersebut, Adapun faktor daging ayam dapat dikatakan berkualitas haruslah melihat ciri-ciri sebagai berikut:
a. Daging yang sehat berwarna putih kemerahan,
b. Memiliki tekstur yang kenyal ketika ditekan (daging ditekan dan kembali ke bentuk semula/tidak lembek)
c. Kulitnya tidak kering atau tidak mengeluarkan cairan/berlendir,
d. Daging ayam tidak cacat,
e. Serat daging ayam halus dan mudah digiling,
f. Ketika daging disayat masih mengeluarkan darah,
g. Tidak terdapat lemak di antara serat daging,
h. Memiliki aroma khas daging segar,
i. Pemotongan ayam sudah sesuai dengan syariat atau tidak.
Selain daging ayam, menurut Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH), faktor-faktor yang menentukan kualitas telur adalah:
a. Telur yang sehat memiliki cangkang yang tidak ada kotoran/bekas pengapuran,
b. Cangkangnya halus, dan tidak retak.
c. Telur yang baik, akan tenggelam di dalam air, sedangkan jika mengapung menandakan terdapat banyaknya kantung udara. Ini mengindikasikan bahwa telur itu jelek (karena sudah beberapa lama).
d. Jika telur dipecahkan, posisi kuning telur ada di tengah dan berbentuk bulat.
Pengolahan daging ayam dan telur yang aman dikonsumsi oleh keluarga
Dalam mengolah daging ayam dan telur perlu memerhatikan cara-cara yang tepat dan aman. Ini dilakukan untuk menghindari hal yang buruk atau paling parah keracunan ketika dikonsumsi oleh keluarga. Untuk pengolahan daging ayam agar aman untuk dikonsumsi maka masaklah daging hingga matang. Hal ini karena suhu yang tinggi dapat membunuh bakteri bahaya yang ada di dalam daging. Daging ayam yang dimasak kurang matang atau ½ matang dapat memberikan resiko buruk bagi tubuh.
Cara memasak daging ayam :
a. Mencuci tangan (karena kebersihan adalah yang utama)
b. Memisahkan pisau dan talenan untuk memotong ayam dengan pisau dan talenan untuk bahan makanan yang lain. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi silang antara ayam dengan bahan makanan yang lain.
c. Memasak ayam hingga suhu 72 derajat Celcius (dapat dicek dengan termometer masak) atau melihat tingkat kematangan daging dari warna dan keempukannya (tidak ada daging yang masih berwarna merah muda).
d. Memastikan keempukan daging dengan menusuk menggunakan gunting atau garpu (jika pisau/garpu mudah menembus daging) maka daging sudah matang.
e. Jika daging ayam diolah dengan dipanggang maka pastikan suhu panggangan mencapai 177 derajat Celcius selama 25–30 menit (tergantung besar ayam).
f. Jika daging ayam diolah dengan dibakar pastikan setiap sisi ayam sudah matang dengan waktu pembakaran 10–15 menit.
g. Jika daging ayam diolah dengan direbus, rebus ayam selama 50 menit atau bisa lebih dari itu (tergantung besar ayam)
Begitu pula dengan pengolahan telur. Telur yang dimasak akan lebih aman untuk dikonsumsi dan membuat beberapa zat gizi didalamnya dapat dicerna oleh tubuh. Sebuah penelitian menunjukan, tubuh manusia dapat menggunakan sebesar 91% protein dalam telur yang sudah dimasak, sedangkan sebesar 51% protein dalam telur yang masih mentah. Dengan melakukan pemanasan, maka akan mendorong perubahan struktur protein yang ada dalam tubuh sehingga lebih mudah dipecah di dalam tubuh.
Cara memasak telur:
a. Pilih metode memasak telur yang rendah kalori yaitu dengan direbus.
b. Campurkan telur dengan sayuran, karena sayuran kaya akan vitamin, mineral, dan serat sehingga olahan telur akan lebih sehat.
c. Jika menggoreng telur, pastikan menggunakan suhu yang tinggi dan stabil, karena suhu yang tinggi tidak mudah menyebabkan oksidasi sehingga dapat menangkal radikal bebas yang berbahaya pada makanan.
Untuk menjaga keluarga agar tetap sehat maka salah satunya perlu untuk mengonsumsi protein. Daging ayam dan telur menjadi prioritas pilihan yang paling layak sebagai sumber protein hewani bagi keluarga. Daging ayam dan telur mengandung nutrisi yang diperlukan bagi kesehatan fisik, dan kesehatan jasmani. Ibu dan ayah dapat mengatur kebutuhan daging ayam dan telur untuk konsumsi keluarga. Agar anak-anak dapat menyukai daging ayam dan telur perlu dipertimbangkan variasi masakan yang dibuat dari daging dan telur ayam, agar tetap memenuhi selera untuk dikonsumsi dalam menu sehari-hari tanpa rasa bosan.